Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh 
rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan 
faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.
Konsep pendapatan nasional :
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk 
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam 
batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai 
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
 (nasional) selama satu tahun.
Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal.
Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang 
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai
 pemilik faktor produksi.
Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang 
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang 
diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan 
yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan 
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Faktor yang Mempengaruhi pendapatan nasional :
- Permintaan dan penawaran agregat
- Konsumsi dan tabungan
- Investasi
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
- Pendekatan pendapatan : Y = R + W + I + P
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba
- Pendekatan produksi : Y = Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n
P = harga
Q = kuantitas
- Pendekatan Pengeluaran : Y = C + I + G + (X-M)
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
sumber : google
Minggu, 22 April 2012
Perkembangan Perbankan Di Indonesia
Bank
 pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada umumnya 
pada tahun 1690. Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan 
perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. 
Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para 
pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa oleh
 bangsa Eropa. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai 
dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank 
dikenal sebagai meja tempat penukaran uang.
Di
 Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan.
 Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank 
Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syari’ah, dan juga BPR Syari’ah 
(BPRS). Dari waktu ke waktu kondisi dunia perbankan di Indonesia telah 
mengalami banyak perubahan. Selain disebabkan oleh perkembangan internal
 dunia perbankan, juga tidak terlepas dari pengaruh perkembangan di luar
 dunia perbankan, seperti sektor riil dalam perekonomian, politik, 
hukum, dan sosial. Perkembangan faktor internal dan external tersebut 
menyebabkan kondisi perbankan di Indonesia dapat dikelompokan dalam 4 
periode. Masing-masing periode mempunyai ciri khusus yang tidak dapat 
disamakan dengan periode lainnya. Deregulasi di sektor riil dan moneter 
yang dimulai sejak tahun 1980-an serta terjadinya krisis ekonomi di 
Indonesia sejak akhir tahun 1990-an adalah dua peristiwa utama yang 
telah menyebabkan munculnya empat periode kondisi perbankan di Indonesia
 sampai dengan tahun 2000.
Keempat periode itu adalah :
• Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket – paket deregualsi di sektor riil dan moneter yang dimulai sejak tahun 1980-an.
• Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai dengan masa sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1990-an.
• Kondisi perbankan di Indonesia pada masa krisis ekonomi sejak akhir tahun 1990-an.
• Kondisi perbankan di Indonesia pada saat sekarang ini.
Memasuki
 tahun 1990-an, BI mengeluarkan Paket Kebijakan Februari 1991 yang 
berisi ketentuan yang mewajibkan bank berhati-hati dalam pengelolaannya.
 Pada 1992 dikeluarkan UU Perbankan menggantikan UU No. 14/1967. Sejak 
saat itu, terjadi perubahan dalam klasifikasi jenis bank, yaitu bank 
umum dan BPR.
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tersebut diatur kembali struktur perbankan, ruang lingkup kegiatan, syarat pendirian, peningkatan perlindungan dana masyarakat dengan jalan menerapkan prinsip kehati-hatian dan memenuhi persyaratan tingkat kesehatan bank, serta peningkatan profesionalisme para pelakunya.
Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tersebut diatur kembali struktur perbankan, ruang lingkup kegiatan, syarat pendirian, peningkatan perlindungan dana masyarakat dengan jalan menerapkan prinsip kehati-hatian dan memenuhi persyaratan tingkat kesehatan bank, serta peningkatan profesionalisme para pelakunya.
Dengan undang-undang tersebut juga ditetapkan penataan badan hukum bank-bank pemerintah, landasan kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip bagi hasil (syariah), serta sanksi sanksi ancaman pidana terhadap yang melakukan pelanggaran ketentuan perbankan.
Untuk meningkatkan praktek kehati-hatian bagi perbankan, Bank Indonesia mengeluarkan Paket Kebijakan tanggal 28 Februari 1991 (Pakfeb 1991) tentang Penyempurnaan Pengawasan dan Pembinaan Bank, yang memulai penerapan rambu-rambu kehati-hatian yang mengacu pada standar perbankan internasional yang antara lain meliputi ketentuan mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif.
Kondisi Terakhir Perbankan Di Indonesia
Analisa Pembangunan Ekonomi
TUJUAN pembangunan 
Indonesia adalah mewujudkan masyarakat yang adil makmur berdasar 
Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Untuk mewujudkan tujuan 
tersebut, pemerintah menyusun berbagai rangkaian program dan kegiatan 
pembangunan yang dijabarkan dalam Program Kerja Pemerintah (1 tahun), 
Program Pembangunan Jangka Menengah (5 tahun), dan Program Pembangunan 
Jangka Panjang (20 tahun). Rangkaian program dan kegiatan pembangunan 
dalam masing-masing kurun waktu tersebut mempunyai target-target hasil 
pembangunan tertentu sebagai capaian hasil pembangunan yang pada akhir 
masing-masing periode atau periode tertentu akan dilakukan evaluasi 
hasil pembangunan. Keberhasilan pemerintah dalam mengelola berbagai 
program dan kegiatan pembangunan tersebut * Bersambunghal 7 kol 4 
tergantung pada kemampuan pemerintah untuk mengatasi berbagai hambatan 
yang muncul dalam pembangunan ekonomi Indonesia (debottlenecking). Upaya
 mengatasi berbagai hambatan yang muncul dalam mencapai tujuan 
pembangunan Indonesia telah dilakukan pemerintah dengan berbagai 
kebijakan dan regulasi. Upaya terakhir yang muncul pada akhir tahun 2011
 adalah dengan telah disetujuinya oleh DPR Undang-Undang Pengadaan Tanah
 bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum (UU PTPKU) yang diajukan 
pemerintah. Pihak yang tanahnya digunakan untuk kepentingan umum (ada 18
 jenis) akan memperoleh ganti kerugian dari pemerintah berupa uang, 
tanah pengganti, permukiman kembali, kepemilikan saham, atau bentuk lain
 yang disetujui oleh kedua belah pihak. UU PTPKU ini diharapkan dapat 
menjadi solusi masalah yang selama ini dikeluhkan oleh investor, yaitu 
masalah ketersediaan tanah untuk investasi. Sehingga permasalahan yang 
muncul di berbagai wilayah Indonesia seperti kasus Mesuji tidak terulang
 kembali. Menurut Adam Smith (ekonom Klasik), tanah merupakan wadah atau
 tempat bagi berlangsungnya kegiatan ekonomi, sehingga apabila tanah 
tersedia terbatas maka kegiatan ekonomi menjadi terhambat. Terhambatnya 
kegiatan ekonomi berdampak terhadap upaya memenuhi tujuan pembangunan, 
yaitu mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Upaya pemerintah lainnya 
adalah dengan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia yang ada di 
pemerintahan. Hal ini berkaitan dengan masalah aparatur dalam birokrasi.
 Anekdot yang seringkali didengar adalah ungkapan ìkalau dapat 
diperlambat mengapa dipercepatî sebagai lawan dari ungkapan ìkalau dapat
 dipercepat mengapa diperlambatî merupakan bukti betapa lambannya 
layanan yang dilakukan aparatur pemerintah. Padahal dalam era 
desentralisasi fiskal yang sudah berjalan 11 tahun per 1 Januari 2001, 
hakikat efisiensi dalam layanan merupakan raison díetre implementasi 
desentralisasi fiskal dalam bentuk Standar Layanan Minimal. Reformasi 
birokrasi yang berjalan selama ini jangan-jangan telah diartikan sebagai
 upaya untuk meningkatkan gaji pegawai negeri semata. Sehingga gaji per 
periode waktu tertentu selalu naik tetapi layanan aparatur pemerintah 
tetap belum memuaskan, bahkan korupsi yang dilakukan oknum aparatur 
pemerintah semakin bertambah. Hal ini terbukti dengan pernyataan Indef 
(23/12/2011) bahwa birokrasi telah menggembosi ekonomi Indonesia dan 
KPPU (29/11/2011) bahwa aksi suap tetap marak karena lebih kurang 72,3% 
kegiatan suap diinisiasi oleh oknum pejabat pemerintah. Upaya pemerintah
 yang paling penting adalah dengan menekan kebocoran anggaran dan sisa 
anggaran pada tahun yang bersangkutan. Kebocoran anggaran yang 
membabi-buta di hampir semua wilayah Indonesia menjadi faktor penyebab 
terkontraksinya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 
Anggaran yang seharusnya digunakan untuk pembangunan/pembelian/pengadaan
 aset tetap berwujud menjadi berkurang. Sehingga berdampak terhadap 
kelancaran distribusi dan berpotensi menjadi penyebab kegiatan ekonomi 
berbiaya tinggi yang menimbulkan inflasi tinggi. Sisa anggaran pada 
akhir tahun yang selalu besar (khususnya belanja modal) pada akhirnya 
akan mengurangi pencapaian hasil-hasil pembangunan, seperti pertumbuhan 
ekonomi, kesejahteraan masyarakat, penyerapan tenaga kerja, dan 
sebagainya. Hal ini terjadi pada APBN Tahun Anggaran 2011, di mana 
tingkat penyerapan anggaran belanja modal hanya sebesar 85%. Bahkan 
disebutkan sampai dengan pertengahan November 2011 masih ada dana 
belanja modal sekitar Rp 60 triliun yang belum terserap. Presiden SBY 
mengatakan, rendahnya penyerapan anggaran belanja modal pada APBN 2011 
berpotensi menghilangkan berbagai peluang ekonomi Indonesia tahun 2011 
yang disiapkan untuk menguatkan ekonomi Indonesia tahun 2012 karena 
krisis ekonomi di Eropa. (Penulis adalah Dosen Tetap STIE YKPN 
Yogyakarta, Pengurus ISEI Cabang Yogyakarta)-f 
sumber : google.co.id
sumber : google.co.id
Jumat, 06 April 2012
Biaya Produksi
BIAYA PRODUKSI 
pePengertian biaya produksi
biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan dan hitungannya.
biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. bahan-bahan pembantu atau penolong
3. upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4. penyusutan peralatan produksi
5. uang modal, sewa
6. biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
7. biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. pajak
secara umum unsur biaya tersebut dapat dibagi atas tiga komponen biaya, berikut :
1. komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang berkaitan langsung dengan produksi.
2. komponen biaya gaji/upah tenaga kerja
3. komponen biaya umum (biaya over head pabrik) meliputi semua pengorbanan yang menunjang terselenggaranya proses produksi.
    
pePengertian biaya produksi
biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan dan hitungannya.
biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. bahan-bahan pembantu atau penolong
3. upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4. penyusutan peralatan produksi
5. uang modal, sewa
6. biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
7. biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. pajak
secara umum unsur biaya tersebut dapat dibagi atas tiga komponen biaya, berikut :
1. komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang berkaitan langsung dengan produksi.
2. komponen biaya gaji/upah tenaga kerja
3. komponen biaya umum (biaya over head pabrik) meliputi semua pengorbanan yang menunjang terselenggaranya proses produksi.
KURVA BIAYA PRODUKSI
Kurva  biaya produksi adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah  biaya produksi yang dipergunakan dan jumlah produk yang dihasilkan. Pada  umumnya biaya produksi ditunjukkan oleh sumbu vertikal dan jumlah  produk oleh sumbu horizontal. Berikut ini adalah bentuk kurvanya:
Biaya Tetap Total (TFC)
Biaya Tetap Total (TFC)
Biaya  tetap total (TFC) dilukiskan sebagai garis lurus (horizontal) sejajar  dengan sumbu kuantitas. Hal ini menunjukkan bahwa berapapun jumlah  output yang dihasilkan, besarnya biaya tetap total (TFC) tidak berubah  yaitu sebesar n.
Biaya Variabel Total (TVC)
·        Biaya  variabel total (TVC) adalah biaya yang besar kecilnya mengikuti banyak  sedikitnya output yang dihasilkan. Gambar yang menunjukkan bahwa kurva  biaya variabel total terus menerus naik. Jadi semakin banyak output yang  dihasilkan maka biaya variabel akan semakin tinggi. 
·    Misalnya  adalah pengeluaran untuk pembelian bahan baku. Semakin banyak barang  yang dihasilkan, maka semakin besar pula pengeluaran untuk pembelian  bahan baku. Namun demikian laju peningkatan biaya tersebut berbeda-beda  (tidak konstan ) . Laju peningkatan mula-mula dari titik asal adalah  menurun hingga titik A. Pada titik A ini tidak terjadi peningkatan sama  sekali. Kemudian sesudah titik A laju kenaikannya terus menerus naik. 
Biaya Total Cost (TC)
Jika  antara biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan, maka hasilnya  disebut biaya total (TC). Jadi, TC = TFC + TVC. Total Cost (TC) berada  pada jarak vertikal di semua titik antara biaya tetap total (TFC) dan  biaya berubah total (TVC), yaitu sebesar n.
sumber : google.com
sumber : google.com
Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai  perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang  dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat  melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk  memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Lingkup Ilmu Ekonomi
a. Microeconomics adalah bagian dari ilmu ekonomi yang membahas perilaku individu dalam membuat keputusan penggunaan berbagai unit ekonomi. Di sini ada perusahaan dan rumah tangga.
b. Macroeconomics adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menjelaskan perilaku ekonomi secara keseluruhan (economic aggregates)— akan terkait dengan income, output, employment, dan lain-lain—dalam kerangka atau skala nasional.
Pembagian Ilmu Ekonomi (Alferd W. Stonier dan Douglas C. Hague)
1. Descriptive Economics (ilmu ekonomi deskriptif).
Di sini dikumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan (topik)
yang tertentu, artinya mendiskripsikan data-data yang menjelaskan berbagai fenomena dan kenyataan yang terjadi.
misalnya: sistem pertanian di Bali, atau industri katun di India.
2. Economic Theory (ilmu ekonomi teori atau teori ekonomi atau analisis ekonomi).
Di sini kita memberikan penjelasan yang disederhanakan tentang caranya suatu sistem ekonomi bekerja dan ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu. Teori ekonomi dibangun dengan landasan pengamatan sebab akibat berdasarkan aksi dan reaksi yang terjadi dalam kehidupan ekonomi masyarakat.
3. Applied Economics (ilmu ekonomi terapan).
Di sini kita mencoba mempergunakan rangka dasar umum dan analisis yang diberikan
oleh ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadian-kejadian yang dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.
Metode Ekonomi
a. Positive economics
Ekonomi positif adalah pendekatan ekonomi yang mempelajari berbagai pelaku dan proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif untuk menyatakan bahwa sesuatu itu baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi.
Ekonomi positif di bagi menjadi dua, yaitu ekonomi deskriptif dan ekonomi teori.
b. Normative economics
Oleh beberapa ahli dari hal ini membangun yang disebut dengan politik ekonomi (political economics), salah satu cabangnya ekonomi kelembagaan. Ekonomi normatif adalah pendekatan ekonomi dalam mempelajari perilaku ekonomi yang terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian baik atau buruk berdasarkan pertimbangan subjektif.
Adapun tiga masalah pokok dalam perekonomian, yaitu :
1. Jenis barang dan jasa apa yang akan diproduksi?
2. Bagaimana menghasilkan barang dan jasa tersebut?
3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan?
Memecahkan Masalah Ekonomi :
1. Barang apa yang akan diproduksi (What): Ditentukan oleh hak memilih dalam nilai Rupiah yang dimiliki konsumen.
2. Bagaimana barang diproduksi (How): Ditentukan oleh persaingan diantara produsen.
3. Bagi siapa barang dibuat (For Whom): Ditentukan oleh pola permintaan dan penawaran di pasar atas faktor produksi.
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
              
Lingkup Ilmu Ekonomi
a. Microeconomics adalah bagian dari ilmu ekonomi yang membahas perilaku individu dalam membuat keputusan penggunaan berbagai unit ekonomi. Di sini ada perusahaan dan rumah tangga.
b. Macroeconomics adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menjelaskan perilaku ekonomi secara keseluruhan (economic aggregates)— akan terkait dengan income, output, employment, dan lain-lain—dalam kerangka atau skala nasional.
Pembagian Ilmu Ekonomi (Alferd W. Stonier dan Douglas C. Hague)
1. Descriptive Economics (ilmu ekonomi deskriptif).
Di sini dikumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan (topik)
yang tertentu, artinya mendiskripsikan data-data yang menjelaskan berbagai fenomena dan kenyataan yang terjadi.
misalnya: sistem pertanian di Bali, atau industri katun di India.
2. Economic Theory (ilmu ekonomi teori atau teori ekonomi atau analisis ekonomi).
Di sini kita memberikan penjelasan yang disederhanakan tentang caranya suatu sistem ekonomi bekerja dan ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu. Teori ekonomi dibangun dengan landasan pengamatan sebab akibat berdasarkan aksi dan reaksi yang terjadi dalam kehidupan ekonomi masyarakat.
3. Applied Economics (ilmu ekonomi terapan).
Di sini kita mencoba mempergunakan rangka dasar umum dan analisis yang diberikan
oleh ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadian-kejadian yang dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.
Metode Ekonomi
a. Positive economics
Ekonomi positif adalah pendekatan ekonomi yang mempelajari berbagai pelaku dan proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif untuk menyatakan bahwa sesuatu itu baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi.
Ekonomi positif di bagi menjadi dua, yaitu ekonomi deskriptif dan ekonomi teori.
b. Normative economics
Oleh beberapa ahli dari hal ini membangun yang disebut dengan politik ekonomi (political economics), salah satu cabangnya ekonomi kelembagaan. Ekonomi normatif adalah pendekatan ekonomi dalam mempelajari perilaku ekonomi yang terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian baik atau buruk berdasarkan pertimbangan subjektif.
Adapun tiga masalah pokok dalam perekonomian, yaitu :
1. Jenis barang dan jasa apa yang akan diproduksi?
2. Bagaimana menghasilkan barang dan jasa tersebut?
3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan?
Memecahkan Masalah Ekonomi :
1. Barang apa yang akan diproduksi (What): Ditentukan oleh hak memilih dalam nilai Rupiah yang dimiliki konsumen.
2. Bagaimana barang diproduksi (How): Ditentukan oleh persaingan diantara produsen.
3. Bagi siapa barang dibuat (For Whom): Ditentukan oleh pola permintaan dan penawaran di pasar atas faktor produksi.
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
 Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. 
 Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
 Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. 
 Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
 PERKEMBANGAN SISTEM EKONOMI SEBELUM ORDE 
 BARU 
 Sejak negara republik indonesia berdiri, sudah banyak tokoh-tokoh negara yang telah merumuskan perekonomian yang tepat bagi bangsa indonesia, baik secra individu maupun melalui diskusi kelompok.
 Sebagai contoh, bung hatta sendiri, semasa hidupnya beliau mencetuskan ide bahwa dasar perekonomian indonesia sesuia dengan cita-cita tolong menolong.
 Demikian juga dengan tokoh ekonomi indonesia saat itu, sumtro djojohadikusumo, dalam pidatonya dinegara amerika tahun 1949 menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran tetapi telah disepakati suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai sistem ekonomi pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting yang disebut demokrasi ekonomi.
 Demokrasi ekonomi dipilih, karena memiliki ciri-ciri yang positif diantaranya adalah :
 v Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asa kekeluargaan
 v Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
 v Wraga negara memiliki kebebasan dalam meilih pekerjaan yang dikehendakinya serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak
 v Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatnanya tidak boleh bertentangan denagn kepentingan masyarakat
 v Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam bats-batas yang tidak merugika nkepentingan umum.
 v Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
 Dengan demikian perkonomian indonesia tidak mengizinkan adanya :
 Free fiht liberalism, yaitu adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah dan terjajah dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin.
 Etatisme, yaitu keikutsetaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motovasi dan kreasi masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat. Jadi masyarakat hanya bersikap pasif saja
 Monopoli,suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberkan pilihan lain padakonsumen untuk tidak mengikuti keingian sang monopoli. Disini konsumen sperti robot yang diatur untuk mengikuti jalannya permainan.
 Meskipun awal perkembangan pereokonomian indonesia menganut sistem ekonomi pancasila. Ekonomi demokrasi dan mungkin ‘campuran’ namun bukan berarti sistem perokonomian libelaris dan etatisme tidak pernah terjadi di indonesia. Awal tahun 1950-an sampai dengan tahun 1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak libelaris dalam perekonomian indonesia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak pereonomian di tahun 1960-an sampai masa orde baru.
 Sumber : google.com
Langganan:
Komentar (Atom)
 


