Beberapa hari ini publik
dikejutkan oleh kabar yang marak diberitakan akan diaplikasikannya
Blackberry Messenger pada Operating System Android dan iPhone. Gambaran
awal tentunya ini merupakan kabar gembira untuk pengguna kedua os
tersebut dan juga os Blackberry dimana mereka dapat saling terhubung.
Namun, dibalik kabar gembira ini muncul berbagai pertanyaan “mengapa
akhirnya RIM melakukan hal tersebut?”.
Menurut analisa pribadi penulis disini, manuver strategi yang dilakukan
oleh RIM sangatlah beralasan tentunya. Pertama, market baik Android dan
iPhone sangatlah besar dan persaingan antara keduanya menarik banyak
perhatian publik. Kedua, strategi ini mengukuhkan bahwa eksistensi RIM
kiranya masih ada melalui masuknya aplikasi BBM pada Android dan iPhone.
Dari kedua analisa penulis diatas, bahwa strategi yang RIM putuskan ini
layaknya sebuah “strategi akhir untuk dapat bertahan hidup”. Mengapa?
RIM selaku pengembang os juga memproduksi gadget yang mereka ciptakan,
bagaimana agar dapat produk mereka bertahan tentunya dengan menawarkan
keunggulan produk utama yang mereka miliki (seperti kita ketahui BBM
adalah fitur utama yang hanya dimiliki oleh lini produk RIM). Lalu
konsep strategi apa yang RIM ambil tak lain memanfaatkan celah yang
dimiliki kedua pesaingnya tersebut dengan memanfaatkan fitur BBM mereka.
Celah yang seperti apa? mari kita bahas berikut ini.
Bahwa sangat jelas ada celah yang diciptakan baik Android dan iPhone.
Dimana Android ada pada setiap segmen market baik seri bawah sampai yang
paling atas, namun kendala apa yang dimiliki bahwa tidak semua
spesifikasi Android dapat menggunakan atau mengupgrade Android mereka ke
versi os terbaru. Sedangkan dipihak iPhone, terkendala dengan satu
segmen market atas saja dimana harga tinggi produk menjadi bahan
pertimbangan serta kebijakan Apple yang tidak memproduksi lini produk
lama.
Inilah yang dimanfaatkan RIM, karena misteri dibalik kedatangannya BBM
pada Android dan iPhone adalah “akan diterapkan pada versi os berapakah
aplikasi BBM ini dalam kedua perangkat tersebut?”. Jikalau saja RIM
menempatkan aplikasi BBM ini pada os anyar kedua perangkat tsb, maka
dengan begitu RIM selayaknya menyatakan “anda selaku pengguna tak perlu
direpotkan dengan upgrade os maupun harga produk yang tinggi, karena
produk kami sudah memiliki fitur itu”.
Akhir dari analisa penulis, strategi ini dikatakan sangat beralasan
tentunya tidak menampik terciptanya simbiosis mutualisme diantara ketiga
pihak baik Android, iPhone dan Blackberry dikarenakan masing-masing
memiliki nilai jual. Suatu hal yang menarik untuk kita perhatikan
seksama kemana langkah strategi ini kedepannya dan tak dipungkiri bahwa
masih ada salah satu eksistensi yang dipertanyakan belum terjamah oleh
RIM yaitu perangkat dengan os Windows 8 Mobile.
menurut agan-agan, sendiri gimana?
Sekian dan terima kasih, semoga artikel ini dapat bermanfaat.
sumber : google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar